KONAWE UTARA – Kepala SDN 3 Lasolo Kepulauan, Asrifin mengungkapkan belum adanya kontribusi PT Daka Grup terhadap sekolah yang dipimpinnya sebagai pihak terdampak dari aktifitas pertambangan perusahaan tersebut.

Dikatakan Asrifin, dampak banjir lumpur ketika musim penghujan datang paling dirasakan SDN 3 Lasolo Kepulauan akibat aktifitas pertambangan PT Daka Grup di Desa Boedingi, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Konawe Utara  (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Dampaknya pada saat hujan lumpur naik di teras (bangunan sekolah),” kata Asrifin dikonfirmasi via pesan WhatsApp, Rabu (16/7/2025).

Bahkan selama ini PT Daka Grup juga tak pernah memberikan kontribusi positif terhadap SDN 3 Lasolo Kepulauan.

“Bahkan PT Daka tidak pernah ada kontribusinya pada sekolah,” katanya.

Baca Juga:  KUPP Molawe Salurkan 10 Hewan Kurban untuk Masyarakat Konut

Diberitakan sebelumnya, rencana relokasi SDN 3 Lasolo Kepulauan telah disuarakan PT Daka Group sejak 2019, namun hingga kini belum direalisasikan.

Pada Mei 2019, PT Daka Grup menyampaikan rencana pembangunan 6 ruang kelas baru, perpustakaan, dan ruang guru di lokasi aman sebagai kompensasi relokasi sekolah yang berdiri di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Daka Grup. Namun, hingga pertengahan Juli 2025, pelaksanaan relokasi belum dilakukan.

Kepala Desa Boedingi, Aksar menuturkan bahwa relokasi masih dalam progres, PT Daka Grup sudah menyiapkan tempat dan beberapa material seperti pasir dan lainnya.

“Sementara progres, tinggal tunggu arahan dari Dinas Pendidikan. Material pasir dan tempat sudah ada,” tutur Aksar beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  PT Daka Group Diduga Abaikan Kewajiban Izin Lintas Konservasi Pulau Labengki

Lembaga Persatuan Pemuda Pemerhati Daerah (P3D) Konut membeberkan potensi bahaya kesehatan hingga kenyamanan belajar mengajar jika sekolah tetap beroperasi di area jetty bongkar muat ore nikel.

“Sudah enam tahun lebih sejak rencana relokasi dicetuskan, SDN 3 Lasolo Kepulauan masih bertahan di kawasan bahaya jetty tanpa relokasi. Jika implementasi terus tertunda, risiko kesehatan dan pendidikan siswa semakin urgensi untuk diatasi,” kata aktivis P3D Konut, Jeje.

Salah satu perwakilan PT Daka Grup yang dimintai keterangan melalui pesan WhatsApp belum memberikan tanggapan hingga berita ini diterbitkan.

**