KONAWE SELATAN – Aktifitas pertambangan PT Ifishdeco di Kecamatan Tinanggea, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah menjadi sorotan hingga DPRD Sultra dan DPRD Konsel harus melakukan kunjungan lapangan.

Sejumlah sorotan terkait aktifitas PT Ifishdeco itu diantaranya disampaikan Lembaga Investigasi dan Anti Korupsi Sultra dalam aksi demonstrasinya di DPRD Sultra, Kamis (19/6/2025).

Lembaga Investigasi dan Anti Korupsi Sultra menyoroti aktifitas bongkar muat PT Ifishdeco di garis pantai Desa Wadonggo yang diduga mengatasnamakan pelabuhan rakyat.

Kemudian dugaan perambahan, penimbunan, dan penggunaan kawasan hutan mangrove untuk dijadikan stockpile dan ruas jalan oleh PT Ifishdeco juga sarat pelanggaran hukum.

Kunjungan Kerja DPRD Konsel ke PT Ifishdeco

DPRD Konsel melakukan kunjungan kerja dalam rangka melihat dan mendengarkan langsung aktifitas pertambangan PT Ifishdeco pada Rabu (16/7/2025).

Menurut Ketua DPRD Konsel Hamrin PT Ifishdeco yang bergerak di bidang pertambangan ini telah memenuhi seluruh kebutuhan administrasi.

“Kami tentunya sangat mengapresiasi atas keberadaan perusahaan atau investor di Konawe Selatan. Kami juga melihat dan mendengar langsung, bahwa perusahaan ini sangat tertib administrasinya,” ujar Ketua DPRD Konsel Hamrin dikutip BeritaRakyat.com, Jumat (18/7/2025).

Dikatakan Hamrin, bahkan jaminan sebelum menambang sudah disetor oleh PT Ifishdeco termasuk jaminan reklamasi juga sudah ada. Termasuk penyediaan lapangan kerja untuk warga sekitar sangat terasa.

Baca Juga:  Protes Kesultanan Buton Soal Pulau Kawi-kawia Masuk Wilayah Kepulauan Selayar

“Sebelum kesini di Ifishdeco TBK banyak hal yang hendak dipertanyakan, tetapi setelah melihat langsung dan mendengarkan penjelasan para petinggi Ifishdeco, saya kira semuanya sudah baik,” ujar politisi Partai Golkar ini.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Konsel, Nadira menyampaikan bahwa PT Ifishdeco telah memenuhi semua yang telah dipersyaratkan oleh pemerintah, khususnya persoalan perizinan yang biasa diaspirasikan oleh masyarakat.

“Saya kira semua sudah terpenuhi, justru kami berharap, keberadaan investor ini dapat membantu pemerintah daerah, khususnya di visi dan misi pemerintah tentang pendidikan dan kesehatan,” kata Nadira.

“Kiranya perusahaan dapat berpartisipasi khususnya dalam pembayaran pajak air bawah tanah untuk daerah, khususnya CSR-nya,” sambung Nadira.

Kunjungan Kerja DPRD Sultra ke PT Ifishdeco

Komisi III DPRD Sultra dalam kunjungan kerja dan monitoring terkait operasional pertambangan PT Ifishdeco pada Rabu (2/7/2025) lalu mengungkapkan fakta berbeda.

Ketua Komisi III DPRD Sultra, Sulaeha Sanusi menyebutkan, bahwa pihak PT Ifishdeco telah menggelontorkan dana hingga Rp350 miliar untuk pembangunan smelter namun mangkrak.

Alasan mangkraknya pembangunan smelter itu, kata Sulaeha, menurut pihak PT Ifishdeco karena peralatannya sudah ketinggalan jaman.

Baca Juga:  KUPP Molawe Salurkan 10 Hewan Kurban untuk Masyarakat Konut

“Mereka sudah tidak bisa gunakan alat-alat itu karena ketinggalan jaman dan memerlukan biaya banyak. Setelah dihitung-hitung secara ekonomis mereka akan rugi jika masih gunakan alat itu,” beber Sulaeha dalam wawancaranya kepada media.

Selain itu, Komisi III DPRD Sultra juga mendapati kubangan besar bekas eksploitasi nikel PT Ifishdeco itu seperti foto-foto kubangan bekas pertambangan batubara di Pulau Kalimantan.

“Saya sangat sedih, saya lihat sudah seperti foto-foto di Kalimantan, itu ternyata ada di daerah kita. Itu sudah jadi kubangan. Itu dalam sekali,” ujar Sulaeha Sanusi dalam wawancaranya kepada media.

Terkait kubangan bekas penambangan nikel itu, kata Sulaeha, pihaknya akan memanggil pihak PT Ifishdeco dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk mengetahui masterplan reklamasi pasca tambang yang akan dilaksanakan perusahaan tersebut.

Lanjut Sulaeha, terlebih lagi PT Ifishdeco masih akan terus melakukan penggalian hingga cadangan nikel di wilayah konsesinya habis.

“Mereka sudah kira-kirakan itu akan menggali sisa 5000 metrik ton lagi baru habis penambangan itu,” bilang Sulaeha.

“Setelah itu habis bagaimana masteplan untuk mereklamasinya. Baru itu saya lihat ada genangan air sudah seperti kolam,” sambungnya.

**