Warga Keukeh Tolak Aktivitas Tambang PT WIN Meski Sudah Dimediasi
KONAWE SELATAN – Warga yang bermukim di Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) tetap menyatakan penolakannya atas aktifitas penambangan nikel PT Wijaya Inti Nusantara (WIN) meski telah dilakukan mediasi.
Perlu diketahui mediasi polemik aktifitas penambangan nikel PT WIN di area pemukiman warga berlangsung Senin (9/10/2023) pagi.
Mediasi antara masyarakat penolak dan PT WIN dihadiri langsung Bupati Konsel, Sarunuddin Dangga bersama pihak stakeholder lainnya, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Konsel.
Perwakilan Aliansi Masyarakat Torobulu, Idam mengatakan mediasi ini dilaksanakan dalam rangka menyahuti aspirasi masyarakat menolak aktifitas penambangan PT WIN di area pemukiman.
“Pak Bupati datang menemui warga penolak dan menampung keresahan kami selama ini. Dan hasil pertemuan tadi, nanti Pak Bupati akan menurunkan tim guna melakukan peninjauan penambangan di pemukiman warga,” ujar Idam.
Dia menyampaikan dari mediasi tersebut belum ada hasil kesepakatan mengenai polemik yang terjadi. Namun dari pihak masyarakat, akan tetap keukeh menolak keberlanjutan penambangan di area pemukiman apapun hasilnya.
“Bilamana aktifitas tetap dilanjutkan utamanya di Simpang Tiga hingga di Lorong Indra, Desa Torobulu maka kerusakan lingkungan akan makin tak terelakan,” ungkapnya.
Bahkan menurut Idam, aktifitas pertambangan memungkinkan terjadinya longsor dan kekeringan, karena tidak ada lagi yang menopang tanah disekitar pemukiman akibat penambangan yang dilakukan.
Tak hanya itu, dan parahnya lagi ancaman lainnya seperti banjir kecil dan besar juga bisa datang kapan saja, dengan kondisi bentang alam yang telah menggundul dan hilangnya vegetasi penutup lahan.
“Dengan masalah yang ditimbulkan PT WIN hari ini, seperti banjir 2020, kemungkinan besar akan kembali terjadi, apalagi ketika air laut pasang dan bertambah. Ini yang kemudian hal-hal yang bisa terjadi kalau penambangan di Simpang Tiga tetap dipaksakan,” beber Idam.
Selain itu, akibat penambangan PT WIN di area pemukiman mengakibatkan turunnya intensitas hasil tangkap ikan bagi nelayan di Desa Torobulu karena berdampak pada warna air laut mengeruh, dan membuat ekosistem laut menjadi mati.
“Dulu Torubulu dikenal dengan penghasil ikan, bahkan mampu menopang daerah lainnya, seperti Kota Kendari. Tapi sekarang dengan masuknya tambang mulai berkurang. Bagaimana tidak, biar kawasan mangrove di tambang juga,” jelasnya.
Untuk itu, dia berharap dan meminta kepada pemerintah agar memperhatikan keberlangsungan hidup masyarakat di Desa Torobulu dengan tidak mengizinkan lagi PT WIN melaksanakan aktifitas penambangannya di area pemukiman warga.
“Mungkin hari ini, dampak lingkungannya akibat penambangan di pemukiman belum terlihat, tapi kedepannya masyarakat akan merasakan itu. Belum lagi, pasca tambang masyarakat akan berharap dimana lagi kalau bukan melaut atau berkebun,” pungkasnya.
**
Tinggalkan Balasan