KENDARI – Kondisi Sekolah Menegah Kejuraan (SMK) Negeri 1 Langgikima yang berada di Kecamatan Langkikima, Kabupaten Konawe Utara disebut oleh warga sekitar sudah tidak difungsikan lagi alias terbengkalai.

Salah satu warga sekitar bernama Alimuddin mengatakan sudah 3 tahun berlalu, bangunan megah SMK Negeri 1 Langgikima yang merupakan sekolah menengah kejuruan khusus pertambangan itu sudah tidak beroperasi

Untuk itu Alimuddin berharap pemerintah bisa memberikan perhatian kepada sekolah tersebut.

Apalagi, kata dia, anggaran yang digunakan untuk pembangunan sekolah cukup besar.

“Harapan kami, setelah sekolah ini berdiri, bisa difungsikan, digunakan, menyerap siswa yang berada di kawasan Langkikima ini,” harapnya.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Sultra 11 Mei 2025: BMKG Masih Catat Potensi Hujan

Lanjut Alimuddin, jika mampu menyerap siswa-siswi di Kecamatan Langkikima, lulusanya bisa dapat langsung bekerja di lokasi pertambangan yang ada.

Dia menyebutkan salah satu kendala yang dilihatnya adalah tenaga pengajar di sekolah tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun Lio menegaskan SMK Negeri 1 Langgikima tersebut tidak terbengkalai.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dulu, sekolah tersebut dibangun saat masih dalam wilayah kabupaten.

“Itu dibangun tahun 2015 namun saat peralihan di tahun 2017, ada oknum masyarakat mengaku sebagai pemilik lahan di sekolah itu,” kata pria yang saat ini menjabat sebagai Pj Sekda Sultra, Kamis (5/1/2023).

Baca Juga:  Korem 143/HO Bagikan Ribuan Paket Takjil kepada Pengguna Jalan

Asrun menyebut, masyarakat yang mengklaim lahan di sekolah adalah tindakan keliru, sebab SMK tersebut merupakan aset milik pemerintah di kabupaten yang saat itu sebagai pemilik lahan.

Terkait adanya informasi terbengkalai, pihaknya membantah hal tersebut.

Asrun menyebut di sana tenaga sudah melaksanakan tugasnya, namun karena adanya ancaman dari masyarakat setempat sehingga semua perangkat sekolah tidak lagi berkaktifitas sebagaimana mestinya.

“Karena mereka merasa terancam, maka sementara waktu mereka dipindahkan dan dalam waktu dekat akan kami fungsikan kembali,” jelasnya. **