Tiga Anak di Sultra Meninggal Dunia Diduga Gagal Ginjal Akut, Begini Gejalanya
KENDARI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan adanya tiga anak yang meninggal dunia diduga akibat gagal ginjal akut.
Ketiga anak yang meninggal tersebut berasal dari daerah yang berbeda-beda.
“Untuk posisi sekarang anak-anak kita yang meninggal itu ada tiga orang satu meninggal di Rumah Sakit Bahteramas, dua meninggal di Rumah Sakit Palagimata Kota Baubau,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sultra, Ridwan, Senin (31/10/2022).
Ridwan merinci, kasus pertama yaitu anak laki-laki usia 1,11 tahun asal Konawe meninggal di Rumah Sakit Bahteramas pada 20 Oktober 2022 dengan gejala demam, dan tidak bisa buang air kecil (BAK) dengan riwayat epidemiologi mengonsumsi paracetamol sirop.
Kasus kedua, anak laki-laki usia 9 bulan asal Buton Selatan meninggal dunia di Rumah Sakit Palagimata Kota Baubau pada 22 Oktober 2022 dengan gejala dan riwayat epidemiologi yang sama dengan kasus pertama.
Kasus ketiga yakni laki-laki usia 4,8 tahun asal Muna yang meninggal di Rumah Sakit Palagimata Kota Baubau pada 27 Oktober 2022 dengan gejala dan riwayat epidemiologi mirip dengan dua kasus lainnya.
“Dari hasil penyelidikan epidemiologi yang kita lakukan bahwa anak-anak kita yang meninggal ini semua beriwayat diduga meminum obat sirop ‘Unibebi Cough’ merupakan satu dari lima obat sirup yang saat ini dilarang dikonsumsi,” papar Ridwan.
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya telah mengambil sampel darah dan obat sirop yang dikonsumsi ketiga anak tersebut guna penelitian di laboratorium Kementerian Kesehatan.
Hal itu untuk memastikan kebenaran apakah ketiga anak yang meninggal benar gagal ginjal akut atau sekadar dugaan.
Ridwan menambahkan pihaknya telah mengambil langkah antisipasi dalam menghadapi kasus gangguan ginjal akut anak di antaranya membuat posko pengaduan dan penanggulangan.
Selain itu, seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Sultra yakni 34 rumah sakit aktif dan 296 Puskesmas baik ada maupun tidak ada pasien dengan gagal ginjal akut harus mengupdate kondisi terkini ke Dinas Kesehatan Sultra setiap sore hari.
“Perintah dari pimpinan (Kepala Dinas) semua harus terlapor karena ini menjadi masalah nasional yang serius karena wabah gagal ginjal akut ini menjadi perhatian dinas kesehatan,” pungkas Ridwan.
Tinggalkan Balasan