KENDARI – Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hasil karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di lingkungan Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Tenggara (Sultra) kini siap bersaing di pasar nasional.

Beragam karya kreatif dari Lapas, Rutan, LPKA, hingga Bapas di wilayah Sultra menegaskan komitmen Pemasyarakatan dalam membina kemandirian serta membuka peluang ekonomi bagi WBP sebagai wujud nyata dari 13 Program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dan juga Asta Cita Presiden Prabowo

Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Sultra, Sulardi menyampaikan berbagai produk unggulan dari satuan kerja pemasyarakatan telah menunjukkan kualitas yang layak jual dan diminati masyarakat luas.

“Kami terus mendorong pembinaan kemandirian di setiap Lapas, Rutan, dan LPKA agar menghasilkan produk yang bernilai ekonomi. Hasil karya WBP tidak hanya sekadar hasil pelatihan, tetapi sudah mampu bersaing di pasar nasional,” ujar Sulardi, Senin (20/10/2025).

Produk UMKM hasil karya WBP di Sultra mencakup berbagai sektor, seperti kerajinan tangan, pertukangan, meubel, konveksi, kuliner, dan pertanian.

Baca Juga:  KADIN Sultra Boyong Lily Tenun Kendari ke DMI Expo 2025 di Belanda

Seluruh produk ini merupakan hasil nyata dari program pembinaan kemandirian yang rutin dilaksanakan di setiap Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan.

Beberapa produk unggulan dari UPT Pemasyarakatan di Sultra antara lain:

  • Lapas Kelas IIA Kendari: paving block dan bakery.
  • Lapas Perempuan Kelas III Kendari: tas rajut dan eco print.
  • Rutan Kelas IIB Raha: miniatur jati dari jati dan gembol.
  • Bapas Baubau dengan produk Butonik dan masih banyak produk lainnya lapas hingga rutan lainnya seperti keripik, keset, serta kerajinan dari bahan bambu.

Selain pembinaan di dalam lapas dan rutan, Bapas berperan penting dalam mendukung reintegrasi sosial melalui pelatihan kewirausahaan dan bantuan akses pemasaran bagi klien Pemasyarakatan yang telah kembali ke masyarakat.

Langkah ini menjadi wujud nyata bahwa pembinaan tidak berhenti di balik jeruji, tetapi berlanjut hingga tahap kemandirian ekonomi.

Baca Juga:  Pengedar Sabu di Muna Dibekuk Polisi, Ngaku Dapat dari Napi Lapas Kendari

Kakanwil menegaskan seluruh produk tersebut telah melalui proses pembinaan mutu, mulai dari desain, kemasan, hingga strategi pemasaran.

Pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM, Dekranasda, Balai Latihan Kerja, dan pelaku e-commerce untuk memperluas jaringan pasar.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap hasil karya WBP memiliki nilai jual dan berkelanjutan. Dengan dukungan berbagai pihak, kami yakin produk UMKM Pemasyarakatan Sultra dapat menembus pasar nasional,” tambah Sulardi

Sementara itu, Kabid Pembinaan dan Pelayanan, Wiwid Feriyanto menjelaskan pengembangan produk UMKM ini menjadi bagian dari Program Kemandirian Pemasyarakatan yang dirancang agar WBP memiliki keterampilan produktif sebagai bekal hidup setelah bebas.

“Produk-produk ini adalah bukti nyata bahwa pembinaan di Pemasyarakatan berjalan efektif. Kami ingin masyarakat melihat WBP sebagai individu yang mampu berubah, kreatif, dan produktif,” tutur Wiwid.

 

**