KENDARI – Serangan berupa narasi opini yang dialamatkan kepada dirinya membuat, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Ode Umar Bonte merasa geram.

Diketahui, ‎opini yang ditulis oleh Aan Sang Penglana itu pun sempat ramai dipublish di sejumlah media online.

Dalam narasi tersebut menyoroti cuitan senator asal Sulawesi Tenggara (Sultra) itu di akun media sosialnya, perihal proyek Jembatan Penghubung Muna-Buton

‎Hanya saja, dalam narasi opini yang disajikan oleh penulis cenderung menyerang pribadi Umar Bonte.

Tak tangung-tanggung, penulis berani mengganti nama Umar Bonte dengan kata ‘Borro’ di belakang namanya.

‎Berdasarkan penelusuran, opini tersebut diduga ditulis oleh oknum Kepala Dinas (Kadis) di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra, dengan menggunakan nama samaran dan foto almarhum Chairil Anwar untuk gambar dalam opini tersebut.

Hal itu pun membuat Umar Bonte memberi respons keras lewat video yang diunggah melalui akun Instagramnya, @umarbonte_official.

Baca Juga:  FSBI 2025 Digelar, Kemenag Sultra Dorong Moderasi Beragama Lewat Seni dan Budaya

‎”Kalau tidak suka cara berfikir saya, kebijakan saya, hantam cara berfikir saya, hantam kebijakan saya. Tapi jangan hantam pribadi saya,” ujar Umar Bonte dalam video tersebut.

Baca Juga:  Gubernur Sultra Siap Serahkan Pengelolaan Kawasan Eks MTQ ke Pemkot Kendari

“Sampai mengganti nama orang tua saya dengan Borro. Itu namanya melanggar hukum, kamu sudah melanggar hukum, saya bisa polisikan kamu,” tegasnya.

‎Lebih lanjut, mantan anggota DPRD Kota Kendari itu juga lantang menuding bahwa sosok di balik narasi opini tersebut merupakan salah seorang kadis di Pemprov Sultra.

‎Umar Bonte juga menyebutkan serangan terhadap dirinya oleh oknum kadis tersebut atas perintah Gubernur Sultra.

Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Pemprov Sultra maupun Gubernur terkait tudingan tersebut.

**