Simulasi Penanggulangan Bencana, Sekda Asrun Lio: Sultra Salah Satu Wilayah Berpotensi Bencana Geologi
KENDARI – Pusdiklat PB bekerjasama dengan BPBD Sultra menggelar simulasi penanggulangan bencana yang berlangsung selama tiga hari dimulai Selasa 4 sampai dengan 6 Juni 2024 di salah satu hotel di Kota Kendari.
Hadir sebagai peserta kegiatan ini, diantaranya adalah perwakilan Korem 143 HO, Polda Sultra, Lanal Kendari, Lanud HO, BMKG Stasiun Geofisika Kendari, Dinas Kesehatan Sultra, Dinas SDA dan Bina Marga Sultra, Dinas Sosial Sultra dan Dinas Sosial Sultra.
Selain diikuti dari dinas/lembaga, hadir juga Biro Hukum Setda Prov. Sultra, BPKAD Sultra, Satpol PP Sultra, PMI, RAFI, ORARI serta Badang non pemerintah lain yang terkait.
Sekretaris Utama BNPB RI, Rustian mengatakan bahwa kegiatan simulasi penanggulangan bencana mendukung prioritas nasional di 5 daerah. Yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Maluku Utara serta Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Tujuan simulasi PB ini adalah untuk mencapai tujuan menjadi Indonesia tangguh bencana dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media, yang lazim disebut PENTAHELIKS,” jelasnya, seperti dikutip dari sultraprov.go.id.
Sementara itu, dalam sambutannya Sekda Sultra, Asrun Lio menyebutkan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana geologi.
“Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki potensi bencana geologi, terutama bencana gempa bumi,” tuturnya.
“Hal ini diakibatkan oleh keberadaan sesar-sesar aktif, misalnya sesar Lawanopo melintasi beberapa kabupaten, sesar Tolo berada di teluk Tolo yang terletak tepat disebelah timur jazirah Provinsi Sulawesi Tenggara yang memanjang hingga ke Laut Banda, dan masih ada beberapa sesar-sesar lainnya yang merupakan sumber pemicu utama gempa bumi,” sambung Asrun Lio.
Sekda Sultra mengharapkan agar kegiatan ini diikuti dengan baik dan menjadi kesiapan dalam menghadapi bencana yang trendnya makin hari makin meningkat. Sebab tercatat beberapa kali terjadi gempa bumi sejak tahun 1999 sampai tahun 2019.
Sekda juga menuturkan, pengetahuan tentang mengenali ciri-ciri bencana agar di perkenalkan sejak usia dini, contohnya di negara Japan sejak dini anak-anak di berikan pengetahuan mengenali ciri-ciri bencana alam.
Diahir, Sekda Sultra menyampaikan Sulawesi Tenggara butuh komunitas yang bisa mengajarkan dan memfasilitasi rencana kontigensi yang ada, maka dari itu diperlukan simulasi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2024 yang akan menjadi jawaban untuk bisa memitigasi secepat mungkin dengan penyebarluasan kontigensi di daerah-daerah sesuai arahan Presiden dalam Rakornas PB.
**
Tinggalkan Balasan