KENDARI – Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Tina Nur Alam menyebutkan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, banyak potensi pariwisata yang besar untuk menarik kunjungan wisatawan.

Tina mengatakan, potensi pariwisata di Sultra telah berkembang menjadi sektor yang potensial selain sektor pertambangan. Terdapat 1.026 daya tarik wisata alam, 881 wisata budaya dan 104 wisata buatan.

Wakatobi salah satu destinasi wisata Sultra yang termasuk dalam 10 destinasi prioritas nasional indonesia.

“Belum lagi dalam dua tahun terakhir ini, beberapa desa wisata kita yang sudah mendapat anugrah desa wisata indonesia atau ADWI,” ujar Tina saat hadir dalam Bimtek bertema pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan sadar wisata yang diinisiasi oleh Kemenparekraf di salah satu hotel di Kendari, Kamis (11/5/2023).

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Sultra 28 Juli 2025: Umumnya Cerah Berawan, Hujan Ringan di Sejumlah Wilayah

Istri mantan Gubernur Sultra Nur Alam ini menambahkan semua potensi ini akan berkembang apabila terdapat kerja sama yang baik antara pemerintah daerah dan Kemenparekraf untuk membangun sinergi dalam mendorong percepatan serta penguatan ekosistem pariwisata di Bumi Anoa

“Saya terkadang sedih dan prihatin melihat masih banyak prilaku masyarakat sekitar tempat wisata dan para wisatawan yang melakukan berbagai tindakan tak bertanggung jawab, tanpa mereka sadari, tindakan itu berdampak pada citra negatif dan kondisi alam atau tempat wisata yang mereka sambangi,” tambah politisi NasDem tersebut.

Karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas berbasis sumber data manusia (SDM) dalam mengoptimalkan pengembangan pariwisata, salah satu langkah kongkrit yang dapat dilakukan adalah dengan pembinaan sadar wisata.

Baca Juga:  Operasi Wirawaspada: Imigrasi Kendari Amankan 3 WNA Asal Tiongkok

Mulai dengan memberi pemahaman pentingnya menjaga kebersihan di sekitar wisata hingga tak menjadikan destinasi wisata sebagai tempat untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma atau aturan yang ada di masyarakat.

Promosi terhadap persoalan dan upaya peningkatan dan pembinaan sadar wisata harus dilakukan secara masif dan melahirkan sebuah gerakan dan tanggung jawab bersama.

“Selain persoalan akses dan infrastruktur maka yang tak kalah pentingnya juga adalah upaya membangun kesadaran perilaku kepariwistaan kita hari ini. Kesadaran wisata harus digaungkan menjadi masalah milik kita bersama, bukan masalah yang hanya dikelola oleh pemerintah, dan pelaku keparawisataan. Itu tidak cukup,” pungkas Tina. *