Desakan Munaslub Bentuk Kekecewaan Terhadap Airlangga yang Gagal Pimpin Partai
JAKARTA – Posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar baru-baru ini digoyang. Pasalnya, sejumlah senior partai beringin ini mendesak terselenggaranya musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk menggantikan Airlangga dari posisi ketua umum.
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza menilai desakan itu terjadi karena kekecewaan terhadap Airlangga yang gagal memimpin Golkar.
“Terlihat sekali memang ada kekecewaan dari internal Partai Golkar karena Airlangga dianggap gagal,” ucap Efriza melalui sambungan telepon, Selasa (18/7/2023).
Menurut Efriza, Airlangga gagal mengomandoi KIB (Koalisi Indonesia Bersatu), meningkatkan elektabilitas dirinya sebagai capres utusan Partai Golkar dan gagal melakukan lobi-lobi politik, baik ke PDIP maupun ke KIR (Kebangkitan Indonesia Raya), sampai akhirnya belum menentukan pilihan berkoalisi.
“Tentu saja di internal Golkar dengan kegagalan-kegagalan itu. Mulai menjadi perhatian dan pembacaan serius. Ada juga yang menghembuskan wacana Munaslub,” ungkapnya.
Dosen Ilmu Politik dibeberapa kampus di Indonesia ini menuturkan elektabilitas Airlangga sebagai capres Golkar hingga kini masih jeblok. Padahal Golkar merupakan partai pemenang ketiga di 2019, kemudian pernah lama memerintah dan juga adalah partai besar.
“Masa partai besar ditinggal gitu loh, sementara partai buncit aja atau partai non parlemen aja masih punya peran dan diperhitungkan kayak PSI, Hanura. Sementara Golkar kok kayak terombang ambing. Ini awal dari mereka menghembuskan (desakan Munaslub),” tuturnya.
Sebelumnya lanjut Efriza, dikatakan jika awal pembicaraan di Golkar terkait menyikapi situasi Golkar dan Airlangga, juga menyikapi dinamika politik di Pilpres 2024. Ini menunjukkan, memang secara tidak langsung posisi koalisi, capres dan Airlangga diperbincangkan, menunjukkan Golkar ingin mensikapi peran Airlangga sebagai ketua umum.
“Dan, Airlangga menerima kalau terkait koalisi dan pencapresan disikapi. Namun, ya tentu menjadi bola liar kalau posisi capres menjadi pembicaraan, ya tentu menjurus mempertanyakan perannya sebagai ketua umum, akhirnya bergulir pendapat ngapain lagi Airlangga jadi ketua umum,” jelasnya.
Untuk diketahui Airlangga ditetapkan menjadi ketua umum Partai Golkar dalam musyawarah nasional luar biasa (munaslub) pada Selasa, 20 Desember 2017, menggantikan Setya Novanto.
**
Tinggalkan Balasan