KENDARI – Keputusan Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono mencopot Marsda TNI (Purn) La Ode Barhim sebagai Ketua DPW PPP Sulawesi Tenggara (Sultra) dan menunjuk Amir Uskara sebagai Plt Ketua DPW PPP Sultra dinilai beresiko buruk terhadap hasil pileg partai berlambang Ka’bah itu.

Diketahui setelah DPP PPP menerbitkan SK pergantian La Ode Barhim oleh Amir Uskara terjadi konflik di internal partai.

Pengamat politik Sulawesi Tenggara Dr M Najib Husain menilai sangat mungkin PPP tidak memperoleh kursi di Pileg nanti karena konflik internal yang terjadi. Ditambah bakal caleg yang telah disusun terbelah menjadi dua versi yaitu versi Amir Uskara dan versi La Ode Barhim.

Baca Juga:  Gugatannya Ditolak MK, Yudhianto Mahardika Sampaikan Selamat untuk Siska-Sudirman

Mestinya kata dosen Ilmu Politik UHO Kendari ini menjelang Pileg 2024 ini internal PPP lebih kondusif dan tidak ada konflik internal.

Karena lanjut Najib, akan merugikan partai apalagi PPP termasuk partai yang perolehan kursinya di Sultra tidak selalu mayoritas.

“Sehingga dibutuhkan sebuah kondisi yang damai di internal yang kemudian bisa menjadi bahan jualan di pemilih,” ucap Najib Husain kepada HaloSultra.com, Sabtu (13/5/2023).

Baca Juga:  Begini Skema Pemilu Nasional dan Pemilu Daerah Jika Dipisah

Sementara masuknya Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka (ASR) dalam daftar bakal caleg DPR-RI dapil Sultra berpotensi menyumbang banyak suara.

Hanya yang pertanyaan bagi Najib, apakah ASR bisa di backup dengan beberapa bakal caleg DPR RI lainya, sehingga ASR tidak berjalan sendiri.

“Karena menjadi anggota DPR RI itu tidak kemudian hanya mengandalkan satu sosok saja tetapi harus ada beberapa tokoh yang saling mendukung suara sehingga bisa masuk ke Senayan,” jelas Najib. ***