Dugaan Pembunuhan Berencana di Kasus Tabrak Lari, HAMI Sultra Surati Mabes Polri
KONAWE – Himpunan Advokasi Muda Indonesia (HAMI) Sulawesi Tenggara (Sultra) melayangkan surat ke Mabes Polri lantaran pengungkapan kasus pembunuhan berencana yang di kemas dalam tabrak lari belum ada kepastian hukum hingga saat ini.
Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe pada 11 Juni 2022. Korbannya merupakan seorang pelajar SMP bernama Juliansyah (18). Hingga saat ini kasus tersebut belum ada kepastian oleh penegak hukum.
Ketua LBH HAMI Sultra Andre Darmawan, bahwa kasus Juliansyah berindikasi obstruction of justice sehingga pihaknya telah menyurat ke Mabes Polri agar persoalan tersebut dapat diungkap.
“Kami sudah menyurat ke Mabes Polri. Semoga perkara ini diambil alih oleh Mabes dan dilakukan crime scientifik investigation, karena ada kekuatan besar yang diduga melindungi dan menghalangi penanganan kasus. Ini terbukti sudah satu tahun kasusnya ditangani Polres Konawe tidak ada titik terang,” kata Andre dalam keterangannya, Senin (8/5/2023).
Menurut dia, dugaan menghalangi penyelesaian kasus tersebut, berdasar pada CCTV yang diduga disabotase. Selain itu hasil visum yang diduga dikaburkan, dan jenazah korban yang diminta segera dikuburkan oleh oknum yang mengaku keluarga korban.
Dijelaskannya, semenjak kematian Juliansyah ada beberapa CCTV di sekitar lokasi kejadian tabrak lari serentak mati. Sehingga sulit untuk melihat kembali apa yang tejadi pada malam itu di sekitar TKP.
“Kecurigaan kami terkait CCTV. Kok, tiba-tiba serentak mati semua di sekitar lokasi, berarti ada sabotase,” bebernya
Tentu hal tersebut sangat disayangkan dari pihak kepolisian dalam mengungkap kasus. Terlebih saat mengetahui bahwa ibu korban Samriatin (45), sulit mendapatkan hasil visum Juliansyah.
“Ibu korban saat mendatangi petugas lantas untuk menanyakan hasil visum anaknya, namun petugas mengaku belum keluar. Sehingga kami menduga ada permainan dan indikasi untuk dikaburkan, terlebih lagi tidak dilakukan autopsi untuk memastikan kematian korban,”bebernya.
Dilanjutkan, permasalahan semakin mencuat saat seseorang mengaku sebagai perwakilan keluarga Juliansyah dan meminta agar korban segera dimakamkan. Padahal, ibu korban masih bertahan karena menunggu kedatangan keluarga lainnya. **
Tinggalkan Balasan