Mimbar Demokrasi, Mahasiswa di Kendari Suarakan Tolak Politik Dinasti
KENDARI – Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus dan masyarakat menggunakan topeng anonymous menggelar mimbar demokrasi di halaman Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Kota Kendari, Selasa (5/12/2023).
Aksi ini juga dihadiri para tokoh masyarakat, dosen, budayawan, hingga seniman.
Kehadiran mereka dalam rangka menyuarakan penolakan terhadap politik dinasti serta menolak pelanggaran HAM.
Massa yang hadir diantaranya tuan rumah Unsultra, Universitas Halu Oleo (UHO), Universitas Mandala Waluya, dan Universitas Lakidende Konawe.
Mereka tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Sulawesi Tenggara (AMARA).
Koordinator aksi mimbar demokrasi, Ardianto mengatakan aksi tolak politik dinasti yang mempertahankan kekuasaan agar tetap berada dalam lingkaran keluarga haruslah ditolak karena telah merusak tatanan demokrasi.
“Putusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia calon presiden dan calon wakil presiden kami nilai telah membuka ruang bagi politik dinasti. Drama itu mencapai puncaknya tatkala Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo menjadi cawapres. Olehnya itu, mahasiswa dan rakyat Harus berani melawan politik dinasti guna menyelamatkan bangsa ini dari resesi demokrasi,” ujar Ardianto.
Oleh karena itu, AMARA mengeluarkan petisi yang dinamai Petisi Desember AMARA Sultra.
“Kami yang tergabung dalam aliansi mahasiswa dan rakyat Sulawesi Tenggara menyampaikan secara terbuka petisi kami atas nama demokrasi kami yang tergabung dalam amara sultra menolak politik dinasti yang di peraktekkan oleh rezim hari ini,” ujar Ardianto.
Kedua, AMARA menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menolak pelanggar ham terhadap jabatan publik di manapun di republik ini.
“Kami AMARA Sultra merasakan negara saat ini tidak lagi berpihak pada kepentingan sistem demokrasi kita. Maka hanya ada satu jalan, lawan,” tegasnya.
Aksi mimbar bebas ini sendiri sempat diwarnai kericuhan manakala seorang mahasiswa masuk ke area acara sambil berteriak-teriak dan menuduh bahwa kegiatan ini ditunggani oleh kepentingan politik tertentu.
Sempat terjadi adu jotos. Namun, situasi cepat diredam oleh pihak keamanan kampus.
**
Tinggalkan Balasan