Kementan Giatkan Teknologi Modern untuk Optimalkan Percepatan Tanam Padi
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) RI sedang menggiatkan penggunaan teknologi berupa alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mengoptimalkan percepatan tanam padi.
Hal itu seperti yang diungkapkan Mentan Andi Amran Sulaiman saat menghadiri Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Kayu Loe Timur, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, pada Selasa (16/1/2024).
Dalam kesempatan itu, Mentan terus mengajak petani untuk memaksimalkan musim hujan dengan percepatan tanam untuk menjaga stok ketersediaan pangan, terutama padi dan jagung.
“Kalau gunakan rice transplanter, satu orang bisa menanam di lahan satu hektare hanya selama 20 menit. Sementara kalau pakai tangan, butuh waktu 20 hari untuk luas lahan yang sama,” ucap Amran.
Amran menyebutkan menanam padi secara manual berdampak pada penurunan produksi.
“Bandingkan satu hanya 20 menit, sementara satu lagi 20 hari. Kematangan padi tidak sama, akhirnya kita kehilangan 20 persen dari total produksi. Bila kita produksi 50 juta ton, berarti kita berpotensi kehilangan produksi sebanyak 10 juta ton,” ungkapnya.
Selain rice transplanter, Kementan tambah Amran, saat ini juga tengah menggiatkan penggunaan combine harvester. Alsintan yang digunakan untuk panen itu memiliki 3 fungsi yaitu sebagai alat panen, alat perontok padi dan juga sebagai alat pembajak sawah.
“Penggunaan combine harvester bisa menurunkan biaya produksi dari 12 juta rupiah menjadi 4-5 juta rupiah,” terang Amran.
Di hadapan para petani, Amran memastikan ketersediaan pupuk. Pihaknya telah mengusulkan penambahan anggaran untuk subsidi pupuk dan penambahan tersebut telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Petani jangan khawatir, pupuk cukup pada musim tanam ini. Ayo segerakan tanam, Presiden Jokowi sudah menyetujui penambahan anggaran Rp14 triliun untuk pupuk subsidi,” pungkasnya.
**
Tinggalkan Balasan