JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi adanya tambahan kasus cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia

Hingga Rabu (1/11/2023), Kemenkes RI mencatat total 29 kasus terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia.

“Saat ini, ada 29 kasus terkonfirmasi cacar monyet. Data ini per 1 November 2023,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya, Kamis (2/11/2023).

Diungkapkannya, diawal November 2023 ini terjadi penambahan 2 kasus penyakit cacar monyet.

Data sebelumnya per 30 Oktober 2023, kasus terkonfirmasi cacar monyet berjumlah 27 pasien.

Pasien yang terkonfirmasi itu merupakan laki-laki dengan rentang usia 18-49 tahun.

Baca Juga:  Pimpin Rakor Perdana Usai Dilantik, Begini Arahan Gubernur Sultra

Dua pasien terkonfirmasi baru dengan penyakit cacar monyet itu berasal dari DKI Jakarta.

Mereka tercatat memiliki riwayat seks berisiko seperti berganti-ganti pasangan atau seks sesama jenis.

“(pasien cacar monyet) Dengan riwayat berganti-ganti dan banyak pasangan seksual dan seks dengan sesama jenis,” jelas dr. Siti Nadia.

Dikutip dari laman resmi World Health organization (WHO), cacar monyet atau monkeypox (Mpox) merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus monkeypox.

Kasus cacar monyet muncul sejak tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan dimana sebuah penyakit kulit dari monyet menulari manusia.

Seperti penyakit cacar lainnya, orang yang terjangkit penyakit cacar monyet akan mengalami bintil-bintil bernanah di kulit bahkan hingga melepuh.

Baca Juga:  Polda Sultra Berangkatkan 3 Casis SIPSS 2025 Ikuti Seleksi Tingkat Pusat

Penderita juga akan mengalami demam tinggi dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening di bagian ketiak.

Hingga saat ini, belum ada obat spesifik untuk penyakit cacar monyet ini.

Namun, di beberapa kondisi penyakit cacar monyet ini dapat pulih dengan sendirinya dalam 2-4 minggu.

Adapun sebaran dari kasus terkonfirmasi cacar monyet berdasarkan data Kemenkes RI per 2 November 2023, sebagai berikut:

  • DKI Jakarta: 23 kasus.
  • Bandung: 1 kasus.
  • Tangerang Selatan, Jawa Barat: 2 kasus.
  • Kabupaten Tengerang, Jawa Barat: 2 kasus.
  • Kota Tangerang, Banten: 1 kasus

**