ASEAN Indonesia 2023: Logo dan Maknanya
HaloSultra.com – Indonesia resmi menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 setelah menerima estafet keketuaan ASEAN 2023 dari Kamboja pada 23 November 2022 lalu.
KTT ASEAN 2023 akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 9-11 Mei 2023 dan di Jakarta pada September 2023.
ASEAN merupakan akronim dari The Association of Southeast Asian Nations yakni suatu perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara, yang dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok dengan lima negara anggota pertamanya, yakni: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Dalam perkembangannya, pada tahun 2021 ASEAN sudah beranggotakan 10 negara anggota setelah Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja ikut bergabung. Dan kemudian pada KTT ASEAN 2022, Timor Leste disepakati secara prinsip menjadi anggota ASEAN ke-11.
Makna Logo ASEAN Indonesia 2023
Dikutip dari laman ASEAN Indonesia 2023, berikut ini makna dari logo pelaksanaan KTT ASEAN 2023.
Logo dari keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 ini dibangun dari beberapa visual dan simbil yang dipadukan.
Visualisasi langit sebagai simbol yang merangkul bola dunia (negara dalam kawasan pada khususnya), melindungi, dan mengayomi. Secara simbolis, langit berperan sebagai payung dari wadah bola dunia.
Selanjutnya visual gunung gunung sebagai perwujudan bentuk yang kokoh dan simbol kestabilan. Gunung juga merupakan simbolisasi arah pertumbuhan yang optimis. Bentukan gunung bersifat layaknya sedang bertumbuh mengarah ke atas. Sebagai representasi arah, visualisasi tersebut memiliki arti membawa keseluruhan ASEAN bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Lautan, secara konseptual, merupakan penghubung dan pemersatu setiap pulau antar negara dalam kawasan.
Visual burung maleo yang merepresentasikan kekayaan hayati nusantara sebagai identitas Indonesia karena Maleo merupakan burung khas endemik asli Indonesia yang berasal dari Sulawesi.
Pemilihan simbolisasi Indonesia ini sengaja diambil dari Indonesia bagian tengah, yang secara konseptual diibaratkan sebagai simbol sentralitas, terpusat, dan sebagai penghubung, sesuai dengan tema besar dari Keketuaan ASEAN Indonesia 2023. Burung Maleo juga perwujudan dari kata “membumi dan rendah hati”. Dalam wujudnya sebagai burung, Maleo tidak terbang, melainkan berjalan di darat. Berjalan bersama membawa kemajuan untuk ASEAN dan dunia.
Terakhir dari bentuk keseluruhan simbol yang dinamis, responsif dan adaptif merespon segala perubahan yang terjadi secara internal (ASEAN) maupun eksternal untuk dunia. **
Tinggalkan Balasan