JAKARTA – Data Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan beras, rokok, hingga kopi menjadi pengeluaran terbesar orang miskin di Indonesia.

Di kalangan perkotaan, pengeluaran untuk beras sebesar 21,06 persen, rokok kretek filter sebesar 10,72 persen, hingga kopi bubuk dan kopi instan sachet sebesar 2,29 persen.

Sementara itu, pengeluaran di perdesaan untuk komoditas yang sama masing-masing sebesar 24,91 persen, 9,99 persen dan 2,16 persen.

“Beras masih memberikan sumbangan terbesar. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan,” tulis data BPS, dikutip Senin (28/7/2025).

Diketahui jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2025 mencapai 23,85 juta orang.

komponen bukan makanan, pengeluaran terbesar baik di perkotaan maupun perdesaan adalah untuk perumahan, bensin, listrik, pendidikan, serta perlengkapan mandi.

Pada komponen bukan makanan, pengeluaran terbesar baik di perkotaan maupun perdesaan adalah untuk perumahan, bensin, listrik, pendidikan, serta perlengkapan mandi.

Pengeluaran makanan dan bukan makanan menjadi dua komponen yang diukur BPS untuk menentukan garis kemiskinan.

Baca Juga:  Pemkot Kendari Terima CSR 1 Unit Mobil Damkar-Bak Sampah dari Kalla Toyota

Pada Maret 2025, garis kemiskinan tercatat memiliki pendapatan sebesar Rp 609.160 per kapita per bulan, naik 2,34 persen dibandingkan pada September 2024 yang hanya sebesar Rp 595.242,00 per kapita per bulan.

Berikut daftar komoditas yang memberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan:

Makanan: 73,67 persen di perkotaan, 76,07 persen di perdesaan

  1. Beras: 21,06 persen di perkotaan, 24,91 persen di perdesaan
  2. Rokok kretek filter: 10,72 persen di perkotaan, 9,99 persen di perdesaan
  3. Telur ayam ras: 4,50 persen di perkotaan, 3,62 persen di perdesaan
  4. Daging ayam ras: 4,22 persen di perkotaan, 2,98 persen di perdesaan
  5. Di perkotaan mie instan 2,47 persen di perkotaan, di perdesaan gula pasir 2,40% persen
  6. Kopi bubuk dan kopi instan sachet: 2,29 persen di perkotaan, 2,16 persen di perdesaan
  7. Di perkotaan roti 2,09 persen, di perdesaan mie instan 2,08 persen
  8. Di perkotaan kue basah 1,98 persen, di perdesaan bawang merah 1,99 persen
  9. Di perkotaan bawang merah 1,79 persen, di perdesaan cabai rawit 1,86 persen
  10. Di perkotaan gula pasir 1,78 persen, di perdesaan kue basah 1,86 persen
Baca Juga:  Kesetaraan Gender di Sultra Kian Membaik, Perempuan Semakin Berdaya

Bukan makanan: 26,33 persen di perkotaan, 23,93 persen di perdesaan

  1. Perumahan: 9,11 persen di perkotaan, 8,99 persen di perdesaan
  2. Bensin: 3,06 persen di perkotaan, 3,03 persen di perdesaan
  3. Listrik: 2,58 persen di perkotaan, 1,52 persen di perdesaan
  4. Pendidikan: 2,07 persen di perkotaan, 1,25 persen di perdesaan
  5. Perlengkapan mandi: 1,31 persen di perkotaan, 1,15 persen di perdesaan
  6. Di perkotaan untuk perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,79 persen; di perdesaan untuk sabun cuci 0,76 persen
  7. Di perkotaan untuk kesehatan 0,72 persen; di perdesaan untuk perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,73 persen
  8. Lainnya: 6,68 persen di perkotaan, 6,50 persen di perdesaan

 

***