Basarnas Kendari Catat 65 Operasi Selama Tahun 2022, Didominasi Kecelakaan Kapal
KENDARI – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari mencatat puluhan operasi pertolongan kejadian bencana alam maupun kecelakaan kapal terjadi selama tahun 2022.
Humas Basarnas Kendari, Wahyudi mengatakan selama kurun waktu satu tahun terakhir sebanyak 65 kasus pertolongan telah dilakukan pihaknya baik di daratan dan kepulauan yang ada di Sultra. Mayoritas penyelamatan paling banyak ditangani yakni kecelakaan kapal.
“Kami catat ada sebanyak 65 kasus yang didominasi kecelakaan kapal. Untuk kecelakaan kapal sebanyak 37 kasus, selamat 172 orang, untuk yang meninggal 10 orang dan hilang 3 orang,” ujar Yudi saat ditemui di ruangannya pada Kamis (22/12/2022).
Lebih lanjut, untuk kondisi membahayakan manusia sebanyak 27 kasus dan yang selamat 28 orang, meninggal 17 orang.
“Dan untuk yang bencana ada 1 kasus dan selamat 10 orang. Jadi total keseluruhan itu 65 kasus yang selamat 210 orang, meninggal 27 orang sedangkan yang hilang 7 orang yang sampai saat ini belum diketahui atau ditemukan,” jelasnya.
Dia menyebutkan, bahwa tingginya angka kecelakaan di perairan karena letak geografis yang merupakan wilayah Sultra dengan kondisi di sebagian wilayah perairan cukup ekstrem.
Oleh karena itu, meskipun Basarnas Kendari memiliki kemampuan semua bidang namun jumlah personel cukup terbatas.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya dituntut memperkuat komunikasi dan sinergitas di semua lembaga stakeholder baik lembaga TNI dan Polri termasuk pula relawan dan masyarakat.
Disamping itu, sesuai dengan fungsi dan strategi, dalam menjalankan tugas penyelamatan korban mengedepankan pola profesional, sinergi dan militan serta merespons dengan cepat atau quick respons.
Dia menyebutkan, untuk tahun kedepannya Basarnas Kendari akan lebih meningkatkan pola sinergitas antar lembaga.
Kemudian memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keselamatan saat melakukan aktivitas baik di perairan maupun di daerah.
Disamping itu, Basarnas Kendari mengimbau kepada seluruh masyarakat di Bumi Anoa yang kerap menggunakan moda transportasi laut agar selalu memperhatikan keamanan dan keselamatan dalam berlayar.
“Kepada masyarakat utamakan keselamatan dalam berlayar selalu perhatikan kondisi kapal yang dilengkapi peralatan komunikasi, navigasi, deteksi dini kecelakaan, alat bantu apung yang bisa membantu kita jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, pada tahun 2021 Basarnas mencatat 65 kasus yang terdiri dari kecelakaan kapal sebanyak 43 kasus dan kondisi membahayakan manusia itu sebanyak 23 kasus. Kemudian korban yang selamat sebanyak 239 orang meninggal 27 orang dan 16 orang hilang. ***
Tinggalkan Balasan