Ridlwan Habib: Intelijen Asing Berharap Indonesia Kacau
JAKARTA – Pengamat Intelijen dan Terorisme, Ridlwan Habib memperingatkan masyarakat agar waspada terhadap pihak asing yang beroperasi melalui intelijen di Indonesia.
Menurutnya, intelijen yang bekerja atas nama negara maupun perusahaan asing itu menginginkan kekacauan sehingga mengancam kedaulatan nasional.
“Sebenarnya yang harus kita aware itu dalam konteks geopolitik, banyak pihak asing, ini bisa negara, bisa kepentingan bisnis, kepentingan swasta dalam hal ini private, yang kemudian sangat berharap chaotic condition di Indonesia ini berjalan panjang,” ujar Ridlwan saat berbincang dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 30 Juli 2025, dan dikutip pada Kamis (31/7/2025).
Menurut Ridlwan, operasi intelijen tersebut bertujuan untuk mengambil remah-remah keuntungan dari kekacauan yang terjadi. Baik itu melalui keuntungan bisnis maupun dampak politik.
“Secara bisnis mereka bisa bermain saham di situ, bisa menggunakan metodologi buyback dan sebagainya. Secara konsolidasi politik, mereka bisa memainkan peran untuk menyokong pihak-pihak yang masih “sakit hati” dengan pemerintahan Presiden Prabowo,” katanya.
Wacana soal aktivitas intelijen asing di Indonesia memang sempat disinggung Presiden Prabowo Subianto saat menjabat Menhan RI. Bahkan saat berbicara dalam Kongres Partai NasDem pada Agustus 2024, Prabowo menyebut intelijen asing mengamati kekuatan Indonesia pada Sumber Daya Alam (SDA), misalnya cadangan nikel, bauksit, dan emas.
Dalam dunia politik, agen-agen rahasia disebut-sebut pernah terlibat dalam Pemilu pertama Indonesia pada 1955 hingga penumbangan Presiden Sukarno.
Ridlwan menjelaskan, operasi intelijen asing dalam konteks politik Indonesia sekarang ini juga masih berkutat pada isu penggulingan rezim. Lulusan pasca sarjana Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia (UI) itu melihat fenomena tersebut melalui media sosial yang memprovokasi isu penggulingan Presiden Prabowo.
“Ada beberapa akun yang dibuat, lalu mengancam pemerintahan. Bisa saja akun itu dibuat intelijen asing, bisa saja disuruh kepentingan oligarki jahat yang merasa dirugikan oleh kabinet dan kerja keras Pak Prabowo hari ini,” ucap Ridlwan.
Dalam konteks negara, Direktur The Indonesia Intelligence Institute itu meyakini kedutaan negara-negara di Indonesia menjalankan tugas operasi intelijen. Ia juga menilai tugas yang sama juga dilakukan kedutaan Indonesia di luar negeri.
“Saya bisa memastikan hampir semua kedutaan itu mempunyai fungsi intelijen, apakah itu kedutaan Rusia, kedutaan Korea Selatan,” kata Ridlwan.
“Mereka mencari cara untuk mendapatkan informasi. Caranya bagaimana? Mendekati wartawan, mendekati media, mendekati tokoh politik, anggota DPR, tokoh agama, ilmuwan, akademisi,” ujarnya.
Kendati demikian, Ridlwan menjelaskan aktivitas agen intelijen asing tersebut telah dimonitor lembaga intelijen dalam negeri, seperti Badan Intelijen Nasional (BIN).
“Konsepnya intelijen itu kan bagaimana caranya supaya tidak terjadi. Ketika dia tahu ada ancaman, rumusnya adalah perkalian dari intensi, niat jahat, dikalikan capability, kemampuan melakukan kejahatan, dikalikan circumstance, situasi. Kalau dalam salah satu ini bisa dibuat nol, maka otomatis ancamannya nol juga,” ucapnya.
**
Tinggalkan Balasan