KENDARI – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat sebanyak 40 kasus kekerasan perempuan dan anak yang terjadi di provinsi itu selama periode Januari – Juni 2025.

Kepala DP3APPKB Sultra, Zanuriah menyebutkan, data tersebut berdasarkan laporan yang masuk melalui aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak atau SIMFONI PPA.

Diungkapkan Zanuriah, wilayah dengan jumlah kekerasan perempuan dan anak tertinggi berada di Kota Kendari sebanyak 7 kasus, disusul Kolaka Utara dan Kota Baubau masing-masing 6 kasus.

Kolaka dan Konawe Selatan melaporkan masing-masing 3 kasus, Bombana 2 kasus, Konawe 2 kasus, Buton dan Kolaka Timur masing-masing satu kasus.

Baca Juga:  Pemkot Kendari Usul Anggaran Infrastruktur Rp238 Miliar ke Kementerian PUPR

Lalu, untuk wilayah Provinsi Sultra tercatat sebanyak 9 kasus.

Sementara itu, beberapa kabupaten lainnya hingga pertengahan tahun ini belum melaporkan adanya kasus kekerasan perempuan dan anak. 

Di antaranya yakni Kabupaten Muna, Wakatobi, Buton Utara, Konawe Utara, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Tengah, dan Buton Selatan.

“Walaupun belum ada laporan, kita tetap melakukan pemantauan dan antisipasi terhadap potensi kasus yang mungkin belum dilaporkan secara resmi,” kata Zanuriah dikutip Tribunnews Sultra, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga:  Pengurus Pepadi Sultra Dikukuhkan, Pemprov Dorong Pelestarian Seni Perdalangan

Zanuriah juga menekankan pentingnya keberanian korban maupun keluarga untuk segera melapor jika mengalami atau mengetahui adanya tindak kekerasan. 

Menurutnya, banyak korban yang masih takut untuk melapor karena tekanan sosial atau rasa malu, padahal pelaporan yang cepat dapat mempercepat proses penanganan dan perlindungan.

“Kami mengimbau kepada para korban agar jangan takut untuk melapor. Biasanya korban ini takut untuk menyampaikan karena ada tekanan, tetapi kalau tidak segera ditangani, justru akan semakin parah,” kata Zanuriah.

“Kalau dilaporkan lebih awal, kami bisa langsung bergerak dan melakukan pendampingan,” jelasnya menambahkan.

**