KENDARI – Forum Pembela Palestina Sulawesi Tenggara (Sultra) berunjuk rasa di depan gerai McDonald’s (McD) Kendari, Senin (30/20/2023).

Massa menyuarakan boikot McDonald’s buntut dari makanan cepat saji itu memasok makanan ke tentara Israel.

Restoran cepat saji yang terletak di Jalan Edi Sabara Nomor 8, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga itu pun ditutup total oleh massa.

Pantauan media ini terlihat, massa tiba di depan McD Kendari dengan membawa sejumlah poster berisi seruan untuk dukungan Palestina. Salah satu seruan bertuliskan boikot produk zionis Israel.

“love you Gaza, Palestina, Palestina. Boikot produk zionis Israel,” tulisan dalam poster itu.

Baca Juga:  KUPP Molawe Salurkan 10 Hewan Kurban untuk Masyarakat Konut

Saat ditemui Koordinator Forum Pembela Palestina Sultra, Munsar Zaing menjelaskan tujuan aksi boikot ini untuk membela Palestina dan menutup makanan siap saji asal Amerika Serikat (AS) McD yang merupakan produk zionis Israel.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, kekejaman rakyat zionis Israel sangat kejam dan dikecam seluruh dunia. Hanya dengan satu cara memboikot produk-produk zionis Israel hanya itu saja,” kata Munsar.

“Ini adalah bentuk dukungan kami terhadap rakyat Palestina dimana kami mengetahui bahwa kejahatan zionis Israel sudah tidak bisa lagi di tolerir,” tambah dia kepada wartawan

Ditanya waktu boikot, pria yang akrab disapa bang Mus ini, kembali mengatakan masih belum memastikan kapan akan menarik waktu boikot.

Baca Juga:  Sukseskan MBG, Danrem 143/HO Terima 560 SPPI Sultra Batch 3

“Intinya kami akan Koordinasi ke aparat penegak hukum karena negara kita ini adalah negara hukum,” tandasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan Indonesia dan dunia saat ini mengecam tindakan keras zionis Israel kepada warga Palestina dimana,akibat serangan Israel mengakibatkan ratusan warga menjadi korban.

“Pastinya kami mengutuk tindakan keras zionis Israel yang telah memborbardir warga Palestina,” kecam dia.

Sementara itu, pihak manajemen McD Kendari belum memberikan keterangan atas aksi tersebut, bahkan pihak manajemen enggan memmberikan komentar saat ditemui awak media.

***