KENDARIPemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus berupaya menekan angka kesakitan dengue atau incidence rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kendari.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mencatat sebanyak 1.689 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah itu sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut 13 diantaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kendari, Elfi menyebutkan, kasus DBD tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2023 yakni 253 kasus dengan 5 korban meninggal dunia.

Elfi menjelaskan, banyaknya kasus DBD di Kota Kendari diakibatkan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terkait dengan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Kegiatan survei jentik yang dilakukan Kader Jumantik di lingkungan pemukiman warga

“Kami melihat masyarakat masih kurang memperhatikan kebersihan. Seperti praktek menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas (3M) merupakan langkah untuk mencegah DBD,” ujar Elfi beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Jalan Sehat Color Fun Celebes Conservation Center di Kendari: Stop Polusi Plastik

Gejala DBD penting untuk dikenali sejak dini, seperti demam tinggi yang tidak kunjung turun meski sudah minum obat, disertai nyeri dan bintik-bintik merah.

“Jika ada gejala-gejala tersebut, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat,” jelas Ellfi.

Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran mengatakan, Pemkot Kendari sendiri gencar menggalakan program di masyarakat untuk menekan angka kesakitan dengue tersebut.

Pertemuan OJT implementasi Kampung Bebas Jentik di Kantor Camat Wua-wua

Diantaranya membentuk kader Juru Pemantau Jentik (Kader Jumantik) hingga menginisiasi Kampung Bebas Jentik.

Kader Jumantik ini merupakan kader kesehatan lingkungan yang bertugas secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk di lingkungan masyarakat untuk mencegah dan memberantas penyakit DBD.

Baca Juga:  Terbagi 3 Kloter, Ini Jadwal Keberangkatan Jemaah Calon Haji Kota Kendari

“Para Kader Jumantik ini kita teyapkan dalam sehuah regulasi, yang di SK-kan di masing-masing kelurahan,” kata Siska dalam penyampaiannya.

Harapannya, Kader Jumantik ini bisa memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, memberikan penyuluhan kepada warga tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta menggerakkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan DBD.

Pertemuan Kader Jumantik Kampung Bebas Jentik UPTD Puskesmas Abeli

Dalam hal pemeriksaan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, Kader Jumantik ini nantinya akan melaporkan hasil pemantauan jentik kepada petugas kesehatan setempat (Puskesmas) untuk dilakukan evaluasi dan tindakan lebih lanjut.

Terpenting, Kader Jumantik ini juga berperan  untuk mendorong partisipasi masyarakat untuk lebih sadar dan bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan sendiri dan mempraktikan pola 3M alias menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas.

Sehingga kedepannya bisa terwujud tatanan Kampung Bebas Jentik, dan menekan angka kesakitan akibat DBD.

 

***