KENDARIPemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus berupaya untuk mengatasi Tuberkulosis atau TBC di Kota Kendari untuk mendukung terwujudnya kota sehat.

Upaya mengatasi TBC itu antara lain melalui pelayanan gratis di fasilitas kesehatan, deteksi dini kasus dan skrining kontak erat, pengobatan tuntas bagi pasien, serta edukasi masyarakat mengenai gejala dan pencegahan.

Selain itu, program ini melibatkan bantuan gizi bagi penderita, penguatan surveilans, dan sinergi lintas sektor untuk menekan angka penularan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan inklusif.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Elfi mengatakan bahwa layanan TBC di puskesmas maupun rumah sakit diberikan secara gratis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Elfi

“Pelayanan (TBC) di puskesmas dan rumah sakit dipastikan gratis mulai dari tahap skrining dan dideteksi hingga sembuh. Termasuk seluruh jenis pengobatan yang diberikan mulai dari fasilitas kesehatan seperti sensitif obat dan resisten obat,” kata Elfi di program Live RRI Kendari , Senin (11/8/2025).

Baca Juga:  Pemkot Kendari Sampaikan Jawaban atas Pandangan Fraksi DPRD Terkait 4 Raperda

Berdasarkan data Dinkes Kota Kendari, kasus TBC di kota ini sejak Januari hingga Juli 2025, tercatat 934 kasus yang ditangani dari 3.918 orang yang telah dilakukan deteksi atau skrining.

“Sudah 934 kasus berhasil ditangani, dan jumlah pasien TBC yang sudah sembuh hingga Juli 2025 sebanyak 500 orang,” tambahnya.

Untuk pencegahan penyakit menular Dinkes Kota Kendari selalu mengedukasi masyarakat yang mengalami gejala tinggi seperti demam, batuk yang lebih dari dua pekan dan sudah mencoba minum obat batuk namun tidak sembuh.

Pemkot Kendari bersama PLN Nusantara Power UP Kendari menyalurkan paket peningkatan gizi kepada 104 penderita TBC yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Wua-Wua dan Poasia

“Masyarakat yang memiliki gejala ini agar segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan layanan kesehatan,” jelasnya.

Baca Juga:  Begini Pandangan Akhir 7 Fraksi DPRD Kendari terhadap Raperda RPJMD 2025-2029

Ellfi menyebutkan, terdapat tiga kunci keberhasilan dalam mencegah dan mengobati penyakit menular TBC di Kota Kendari, pertama pasien yang terpapar TBC menjalani pengobatan sampai dinyatakan sembuh.

Kedua, orang yang menjalin kontak erat bersedia mengikuti skrining untuk mengetahui statusnya, dan yang ketiga adalah mengetahui faktor risiko lingkungan pasien apakah sudah aman dari penyebaran virus TBC.

Dinas Kesehatan saat menggelar Pertemuan Perencanaan dan Penganggaran AIDS, TBC, dan Malaria (ATM) Tahun 2025

Mendukung upaya mengatasi TBC itu juga, Pemkot Kendari telah mengeluarkan regulasi diantaranya   Peraturan Daerah (Perda) Kota Kendari Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Penyakit Menular dan Peraturan Wali Kota (Perwali) Kendari Nomor 34 Tahun 2023 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

Untuk diketahui, capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) terhadap terduga TBC di Kota Kendari pada tahun 2023 dari target 6.993 terduga TBC tercapai layanan hingga 7.016 atau sekitar 100,32 persen.

Sedangkan pada tahun 2024, dari 5.989 target pelayanan terhadap terduga TBC, tercapai sebanyak 6.791 layanan atau sekitar 113,39 persen.

 

***