KENDARI – Rumpun Perempuan Sultra (RPS) bekerjasama dengan Yayasan Bakti melalui program inklusi yang dibiayai oleh The Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia memberikan penguatan perspektif kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (Gedsi) bagi para jurnalis yang ada di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pelatihan yang digelar selama dua hari 25 hingga 26 Oktober 2023 disalah satu hotel di Kendari tersebut diikuti 15 peserta yang merupakan jurnalis dari berbagai media.

Pelatihan tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber, yakni jurnalis Independen, Riza Salman serta Program dan Publication Officer Inklusi Bakti, M. Ghufran H dan salah seorang redaktur media lokal di Kendari, Muhammad Taslim Dalma.

Koordinator Program Rumpun Perempuan Sultra Sitti Zaharah menjelaskan pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas forum media dan jurnalis dalam memberitakan gender dan inklusi sehingga memiliki perspektif Gedsi.

Baca Juga:  Siska-Sudirman Prioritaskan Realisasi Janji Politik pada 100 Hari Kerja Pertama

Berdasarkan monitoring Rumpun Perempuan Sultra terhadap berita yang beredar di media di Sultra, masih banyak berita yang menyangkut kekerasan seksual perempuan dan anak maupun berita disabilitas yang belum memiliki perspektif Gedsi.

“Sehingga, dengan penguatan kapasitas terhadap Gedsi bagi jurnalis, diharapkan para media jurnalis di Sultra bisa menulis lebih perspektif terhadap korban ataupun perspektif gender sekaligus dan inklusif,” ujar Sitti.

Di menyebutkan, pada periode Januari hingga September 2023, ada sebanyak 15 kasus yang ditangani langsung oleh tenaga lapangan RPS, yang terdiri dari lima kasus anak dan 10 kasus perempuan.

Baca Juga:  Pemkot Kendari Bakal Bebaskan PBB-P2 bagi Warga Kurang Mampu

Khusus untuk penanganan masalah disabilitas di Sultra, RPS bersama organisasi disabilitas sedang mendorong Peraturan Daerah (Perda) tentang penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak disabilitas.

Sementara itu, salah seorang peserta bernama Erik Lerihardika sangat mengapresiasi dengan adanya kegiatan yang dilakukan RPS.

Dari pelatihan seperti ini, selain akan menambah pengetahuan juga dapat meningkatkan keterampilan para jurnalis dalam menyajikan berita menyangkut kekerasan seksual perempuan dan anak maupun berita disabilitas.

“Tentunya saya sebagai peserta senang dengan pelatihan seperti ini. Karena kita bisa memahami setiap kata yang tepat dalam menyajikan berita seperti kekerasan seksual perempuan dan anak maupun berita disabilitas,” imbuhnya.

**