KENDARIPariwisata inklusif sebagai tatanan Kota Sehat merupakan pengembangan pariwisata yang mampu menjangkau dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang, termasuk penyandang disabilitas dalam menikmati kegiatan wisata.

Pantai Nambo sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Kendari oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus direvitalisasi demi pengembangan sektor pariwisata dan peningkatan ekonomi masyatakat.

Wali Kota Kendari Siska Karina Imran dalam paparannya mengatakan, kebersihan dan infrastruktur Pantai Nambo seperti jalan masuk, gazebo, tempat parkir, hingga toilet terus dibenahi.

Hal tersebut dilakukan demi menghadirkan pariwisata inklusif, lebih tertata, nyaman, dan menarik untuk dikunjungi.

“Penataan ulang kawasan wisata Pantai Nambo ini dilakukan demi menciptakan kawasan wisata yang lebih tertib, bersih, dan estetis,” kata Siska.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Sulawesi Tenggara 7 Juli 2025, Pagi Umumnya Berawan

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Kendari, Sasriati mengatakan, transformasi Pantai Nambo merupakan hasil dari upaya serius Pemkot Kendari untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan pengalaman wisata bagi masyarakat.

“Perubahan Pantai Nambo saat ini di antaranya peningkatan tingkat kebersihan, penataan area kuliner, penataan kawasan pohon, perbaikan cat pedestrian dan area taman, pemberian asuransi bagi pengunjung, serta penyediaan area parkir khusus bagi penyandang disabilitas,” kata Sasriati.

Langkah-langkah yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari strategi pengembangan pariwisata yang tidak hanya fokus pada aspek fisik, namun juga menyentuh aspek pelayanan, kenyamanan, keamanan, dan inklusivitas.

Tujuannya adalah menjadikan Pantai Nambo sebagai destinasi yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga ramah bagi semua kalangan pengunjung, termasuk anak-anak, lansia, hingga penyandang disabilitas.

Baca Juga:  Komitmen Pemkot Pastikan Akses Layanan Kesehatan Terpenuhi Maksimal

Peningkatan kebersihan kawasan Pantai Nambo menjadi salah satu indikator keberhasilan program penataan ini. Kini, pantai terlihat lebih bersih dan terawat, dengan petugas kebersihan yang bekerja secara rutin.

Tempat-tempat sampah disediakan di titik-titik strategis, sehingga pengunjung tidak kesulitan untuk menjaga kebersihan.

Disparekraf juga menggandeng komunitas lokal dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengedukasi pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan.

“Area tersebut dilengkapi dengan meja dan kursi yang bersih, pencahayaan yang memadai, serta akses air bersih,” ujarnya.

Ini bukan hanya memberikan kenyamanan bagi wisatawan, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi bagi pelaku usaha mikro yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata.

 

***