JAKARTA – Kasus varian baru COVID-19 varian JN.1 telah menyebar di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Hal ini tentu perlu mendapat perhatian serius masyarakat.

JN.1 adalah subvarian yang turunan dari BA.2.86 yang juga merupakan bagian dari Omicron. Varian ini pertama kali terdeteksi di AS pada bulan September tetapi menyebar dengan lambat pada awalnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengkonfirmasi telah ada empat kasus COVID-19 varian JN.1 sudah menyebar di Indonesia.

Empat kasus COVID-19 varian JN.1 ini, terbanyak berada di DKI Jakarta.

“Kasus JN.1 sudah ada di Indonesia. Umumnya DKI Jakarta,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangannya, Selasa (19/12/2023).

Baca Juga:  160 Guru Sekolah Rakyat Mundur Massal, Begini Kata Pengamat

Empat kasus COVID-19 varian JN.1 ini diantaranya adalah 1 kasus di Jakarta Selatan dan 1 kasus di Jakarta Timur yang teridentifikasi pada 17 November 2023.

Lalu 1 kasus di Jakarta Utara yang teridentifikasi pada 23 November 2023, dan terbaru terdeteksi pada 13 Desember 2023 berada di Batam.

Rekapitulasi sementara hasil identifikasi COVID-19 varian JN.1, terdapat 3 kasus di DKI Jakarta dan 1 kasus berada di Batam.

Untuk diketahui, dari dua kasus COVID-19 varian JN.1 terakhir yang terkonfirmasi ini merupakan sublineage dari Omicron BA.2.86.

Baca Juga:  Ini Dia 10 Perusahaan Penyumbang Investasi Terbesar di Sultra Triwulan II 2025

Varian JN.1 ini juga memicu kenaikan angka kasus COVID-19 di beberapa negara seperti Singapura dan China.

Belum diketahui secara pasti apakah varian JN.1 ini juga memiliki gejala yang sama atau berbeda dengan varian COVID-19 lainnya.

Berdasarkan hasil identifikasi pada pasien COVID-19 varian JN.1, penderita akan mengalami gejala seperti:

  • Radang tenggorokan.
  • Penyumbatan lendir di hidung.
  • Batuk.
  • Kelelahan dan nyeri otot.
  • Sakit kepala.
  • Demam dan menggigil.
  • Kehilangan kemampuan mencium bau atau merasa.

**