BUTON SELATAN – Pengguna TikTok @dynogojagoja mengunggah video mengenai muntahan paus yang ditemukannya di Pantai Kolowu Morikana, Buton Selatan (Busel) pada Jumat (3/3/2023) lalu.

Dalam video tersebut bongkahan putih yang sudah mengeras itu disebut sebagai muntahan ikan paus atau Ambergris.

“Sampah ini hanya kebetulan saja datang dari laut lepas terdampar di sini di musim barat,” tulis akun TikTok @dynogojagoja dalam unggahan videonya.

Meski belum ada pihak terkait yang memastkan bahwa bongkahan itu merupakan muntahan ikan paus, namun bongkahan ini disebut sangat mahal di pasaran, bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran.

“Baru jemur di matahari 1 menit langsung cair,” tulisnya lagi dalam video unggahannya yang lain.

Ambergris, Sampah Paus Bernilai Tinggi

Dikutip dari CNN Indonesia, muntahan paus ini ternyata memiliki nilai yang fantastis. Belum lama ini, seorang nelayan di Thailand tak sengaja menemukan gumpalan muntahan paus yang hampir tembus Rp21 miliar.

Apa sih yang membuat Ambergris begitu istimewa dan berharga selangit?

Ambergis juga dijuluki juga sebagai whale poop alias kotoran paus. Secara harfiah, ambergris adalah gabungan dari dua kata dalam bahasa latin yaitu ambra dan grisea atau batu ambar berwarna abu-abu. Jika dilihat dari tampilannya, benda tersebut memang berwarna abu-abu kehitaman.

Seiring berjalannya waktu, Ambergris yang encer akan mengalami proses kimia setelah terkena air laut yang membuat bentuknya jadi solid seperti batu.

Tapi sebenarnya ambergris ini adalah bahan baku parfum yang harganya sangat mahal. Tak heran banyak yang menyebut ambergris sebagai ‘emas’ yang terapung di lautan.

Para pembuat parfum merek kenamaan seperti Chanel membutuhkan ambergis untuk membuat aroma musk yang bikin parfum tahan lama. Konon, permintaan Ambergis sangat tinggi di negara produsen parfum seperti Uni Emirat Arab yang punya market wewangian sangat besar.

Namun, peran ambergis yang alami kini sudah digantikan dengan produk sintetis karena barangnya semakin langka.

Selain untuk parfum, Ambergris juga dibuat untuk obat serta campuran makanan dan minuman. Raja Charles II dari Inggris biasa menyantapnya bersama telur. Ambergris juga digunakan sebagai penyedap dalam kopi turki serta campuran cokelat panas di Eropa pada abad ke-18.

Orang Mesir kuno membakar ambergris sebagai dupa, sedangkan di Mesir modern digunakan untuk mengharumkan rokok. Selama Abad Pertengahan, orang Eropa menggunakan ambergris sebagai obat untuk sakit kepala, pilek, epilepsi, dan penyakit lainnya.